Pelemahan Dolar Terhenti, Harga Emas Turun Lagi
SINGAPURA. Untuk pertama dalam lima hari terakhir, harga emas di Asia mengalami kemelorotan. Kondisi ini terjadi seiring terhentinya pelemahan dolar sehingga membuat permintaan emas sebagai haven investment mengalami penurunan.
Dengan demikian, sepanjang bulan ini harga emas sudah turun 4,3% seiring dengan naiknya Dollar Index sebesar 0,8%. Sedangkan dolar ditransaksikan tak banyak perubahan terhadap euro setelah keok ke level terendah dalam dua minggu terakhir. Pelemahan dolar terjadi seiring adanya seruan China untuk menciptakan mata uang global baru.
“Prospek kenaikan harga emas terhenti karena perilaku investor dan kondisi ini sepertinya akan dipimpin oleh ekspektasi tentang outlook dolar dan kebutuhan untuk melakukan lindung nilai terhadap perekonomian dan risiko finansial,” ujar Frederic Laserre, Analis Societe Generale SA.
Hari ini, harga emas di Asia turun 0,5% menjadi US$ 935,20 per troy ounce. Dan pada pukul 08.42 waktu Singapura, emas berada di level US$ 937,68 per troy ounce. Kendati demikian, emas masih berpotensi mengalami kenaikan pada kuartal ketiga karena adanya ekspektasi inflasi dalam jangka panjang.
“Dengan kian membengkaknya defisit anggaran AS, ada argumen untuk kenaikan harga emas dalam jangka menengah, meskipun dalam beberapa bulan ke depan, pergerakan harga emas masih akan tertekan,” ungkap Laserre.
Sementara itu, 13 dari 23 trader, investor dan analis yang disurvei Bloomberg News memprediksi, harga emas akan mengalami kenaikan pada minggu ini atas adanya spekulasi suku bunga AS ke rekor terendah akan meningkatkan permintaan untuk investasi alternatif. Sedangkan empat orang meramal penurunan harga dan enam lainnya memilih netral.
Barratut Taqiyyah Bloomberg