Cetak Rekor Tertinggi, Harga Emas Kian Kinclong
Oleh dtc
Rabu, 07 Oktober 2009
Harga emas internasional kembali mencetak rekor tertingginya, setelah negara-negara Arab dikabarkan mendepak dolar dan menggantinya dengan kumpulan mata uang dan emas untuk membayar transaksi minyaknya.
Harga emas di New York Mercantile Exchange melesat hingga US$ 1.045 per ounce pada perdagangan Selasa (6/10/2009).
Beberapa jam sebelumnya, harga emas di London Bullion Market, harga emas juga menembus US$ 1.043,78 per ounce, melebihi level tertinggi yang pernah dicapai pada Maret 2008 di harga US$ 1,032,70 per ounce.
Selain oleh kabar dari negara-negara Arab, harga emas juga melonjak oleh terus merosotnya dolar AS. Analis dari Barclays Capital, Suki Cooper mengatakan, pelemahan dolar sepertinya terhubung dengan laporan the Independent soal adanya pertemuan rahasia negara-negara Arab untuk mengalihkan penggunaan dolar.
Dalam pertemuannya tersebut, negara-negara Arab dikabarkan akan menggunakan 'basket of currencies' yang berisikan yen, euro, dolar AS, emas dan mata uang lainnya untuk bertransaksi minyak.
"Ini telah menambah kekhawatiran tentang peranan dolar AS di masa depan di pasar finansial internasional," ujar Cooper seperti dikutip dari AFP.
Harga emas juga mendapatkan dukungan dari kecenderungan peningkatan inflasi. Emas dinilai investor sebagai tempat investasi yang paling aman untuk menghadang inflasi.
"Dalam lingkungan dimana suku bunga secara nyata adalah nol, maka biaya untuk berpindah ke emas adalah nihil. Ini menjadi alasan bagi investor bahwa emas lebih diinginkan," ujar Jack Ablin, analis dari Harris Private Bank seperti dikutip dari Reuters.
Harga Minyak Melonjak
Selain harga emas, harga minyak mentah dunia juga menikmati kenaikannya seiring terus melemahnya dolar AS.
Pada perdagangan kemarin, kontrak utama minyak light sweet pengiriman November naik 47 sen menjadi US$ 70,88 per barel. Sementara minyak Brent pengiriman November naik 52 sen menjadi US$ 69,56 per barel. (dtc)