TEMPO Interaktif, Kediri - Bank Indonesia meminta masyarakat berhati-hati dalam menginvestasikan uang dalam bentuk emas. Selain nilai ekonominya yang sangat fluktuatif, booming bisnis ini membuka peluang terjadinya penipuan emas murni.
Pemimpin Kantor Bank Indonesia Kediri, Matsisno, meminta masyarakat tidak asal ikut-ikutan dalam berinvestasi emas. "Pemilik dana perlu memahami teknik membaca keaslian emas agar tidak menjadi korban penipuan," kata Matsisno, di Kediri, Kamis,16 Juni 2011. Dia mengakui bahwa saat ini harga emas melonjak drastis dan sedang booming.
Perubahan perilaku masyarakat dalam berinvestasi ini, menurut Matsisno, merupakan hal yang wajar. Apalagi sejumlah lembaga keuangan, seperti kantor pegadaian dan bank syariah, ramai-ramai mengkampanyekan lonjakan harga emas sebagai alternatif berinvestasi yang menguntungkan.
Melihat tren seperti ini, Matsisno meminta masyarakat lebih berhati-hati dalam membeli emas. Sebab, tak jarang kesempatan ini dimanfaatkan pihak-pihak tertentu untuk memalsukan kadar kemurnian emas.
Salah satu modus yang pernah dijumpai Bank Indonesia di lapangan adalah pemalsuan emas batangan dengan memasukkan besi di dalamnya sehingga ketika diperiksa, kadar emas pada permukaannya tetap bagus walaupun di dalamnya bukan logam mulia. “Ini pernah terjadi dan harus diwaspadai,” katanya.
Menurut hasil survei Bank Indonesia di wilayah kerja Kediri, booming emas ini belum berdampak apa-apa pada bisnis perbankan. Hal ini disebabkan nilai kredit lebih tinggi dari simpanan. Fakta ini sekaligus membantah anggapan terjadinya penurunan tingkat kepercayaan publik kepada lembaga perbankan pasca terjadinya sejumlah skandal perbankan.
Masyarakat yang beralih ke investasi emas, kata dia, antara lain dilatarbelakangi kesadaran fikih syariah untuk menghindari riba (bunga) di bank umum. “Investasi emas di bank syariah atau pegadaian kan hanya bayar sewa tempat, tak ada bunga,” kata Matsisno.
Pemimpin Cabang Kantor Pegadaian Kediri, Sucipto Hadi Prayitno, mengatakan dalam kurun waktu enam bulan terakhir, kantor Pegadaian Kediri berhasil menjual 265 gram logam mulia dalam bentuk koin emas dengan nilai transaksi sebesar Rp 117 juta.
Jumlah ini diperkirakan akan terus bertambah seiring kenaikan harga emas dunia yang terus meroket. Masyarakat, kata dia, menganggap investasi emas jauh lebih menguntungkan dibandingkan produk bank, seperti deposito. Hal ini terlihat dari kenaikan suku bunga deposito yang hanya 8-10 persen. "Jauh di bawah kenaikan harga emas sebesar 25-50 persen," kata Sucipto.
HARI TRI WASONO
Sumber : http://www.tempointeraktif.com/hg/bisnis/2011/06/16/brk,20110616-341059,id.html
Link Populer
1.Tips Mendapatkan Pasive Income dari Internet
4.Tips Cerdas Membangun Bisnis Online
5.Jual Alat Uji emas dan berlian harga murah Bermutu
6.Timbangan Saku cocok untuk jual beli emas
7.Diamond Selector II, alat uji Keaslian Berlian
8.Bisnis Sambilan Hasil Melimpah
9. Segala macam Tips ada disini