Rabu, 14 Desember 2011

Proyeksi pemulihan AS menekan harga emas

 

emas antamm

Singapura. Emas masih melanjutkan pelemahan di hari ketiga pekan ini. Di pasar Commodities Exchange, Nymex, Rabu (14/12), harga untuk pengiriman Februari 2012 sebesar US$ 1.640,30 per ons troi, pukul 10.30.


Harga emas melorot 1,37% dibanding kemarin, dan 4,46% dibanding akhir pekan lalu. (9/12). Pada perdagangan intrahari, emas sempat menyentuh level 1.625,30 pada pukul 06.25 WIB.
Selain penguatan dollar Amerika Serikat (AS), penurunan harga emas dipicu pernyataan bank sentral AS Federal Reserves kemarin, yang akan menahan diri melakukan aksi baru di tengah upaya pemulihan ekonomi AS.


Dennis Gartman, seorang ekonom yang memprediksi kejatuhan komoditas tahun 2008 silam mengatakan, kini logam kembali memasuki pasar bearish dan meningkatkan peluang untuk melakukan "pencairan besar-besaran".


Tom Price, analis UBS AG Sydney mengatakan, saat ini pasar tengah menimbang faktor dominan penggerak harga emas: pemulihan ekonomi AS atau kondisi utang Eropa. "Dan setidaknya untuk pekan depan, harga emas masih berjuang karena prospek pasar AS yang membaik," kata dia.


Price memprediksi, harga emas tahun depan bisa mencapai US$ 2.000 per ons troi. Pemicu harga emas makin tinggi adalah kondisi Eropa yang diperkirakan masih buruk.

 

http://investasi.kontan.co.id/v2/read/1323834874/85181/Proyeksi-pemulihan-AS-menekan-harga-emas-

Harga Emas Kembali Jatuh di Pasar Asia

emas antamm

TEMPO.CO, New York - Kilau emas kembali meredup akibat mencuatnya kembali kekhawatiran masalah krisis utang kawasan Eropa. Investor keluar dari bursa komoditas serta saham dan mengalihkannya dalam bentuk dolar Amerika Serikat (AS).


Harga emas untuk antaran bulan Februari anjlok 48,6 (2,8 persen) ke level US$ 1.668,2 per troy ounce di pasar komoditas New York, Senin waktu setempat. Kejatuhan ini membuat harga emas terpuruk ke level terendahnya sejak 24 Oktober lalu.


Harga emas di pasar elektronik Asia kembali turun US$ 10,1 (0,61 persen) menjadi US$ 1.658,3 per troy ounce.
“Peringatan dari Moody’s yang akan menurunkan peringkat utang Eropa awal tahun depan membuat para investor memilih keluar dulu dari pasar dan menunggu sampai tahun depan,” kata Michael K. Smith dari T & K Futures di Florida. Tidak ada lagi faktor fundamental, perhatian investor hanya tertuju pada perkembangan berita dari Eropa.


Harga emas telah turun menembus di bawah level psikologis US$ 1.700 per troy ounce sejak perdagangan Asia Senin kemarin untuk pertama kalinya sejak 25 November lalu. Terapresiasinya dolar AS membuat harga emas menjadi mahal bagi investor yang memegang mata uang lainnya. Sebab, emas diperdagangkan dalam mata uang dolar AS.


Memudarnya harga emas juga dipicu oleh pernyataan dari Moody’s yang menganggap pertemuan puncak para pemimpin Uni Eropa akhir pekan lalu tidak banyak menawarkan langkah baru untuk meredam krisis utang kawasan.
Untuk tahun depan, masih menurut Smith, kemungkian harga emas akan berpotensi turun hingga ke level US$ 1.500 per troy ounce sebelum kembali ke US$ 1.700. Dan untuk mencapai level tertingginya di atas US$ 1.900 per troy ounce, yang pernah dicapai pada bulan September lalu, akan menjadi berat karena investor akan memilih berinvestasi dalam bentuk dolar dan obligasi AS yang dianggap lebih aman.


Meredanya inflasi Cina dan turunnya prospek ekonomi India, yang merupakan negara pengimpor emas terbesar di dunia, membuat permintaan akan logam mulia juga akan turun.


Harga perak untuk kontrak bulan Maret juga jatuh US$ 1,25 (3,9 persen) menjadi US$ 31 per troy ounce, level terendahnya sejak pertengahan Oktober lalu. Harga timah juga merosot 9 sen (2,6 persen) menjadi US$ 3,46 per pound. Harga paladium untuk kontrak empat bulan ke depan juga anjlok US$ 23,5 (3,4 persen) menjadi US$ 663 per ounce, serta harga platina untuk kontrak dua bulan ke depan juga tergerus US$ 28,9 (1,9 persen) menjadi US$ 1.486 per ounce.


Harga minyak mentah jenis WTI untuk kontrak bulan Januari pada perdagangan kemarin juga turun US$ 1,64 (1,65 persen) menjadi US$ 97,77 per barel. Namun pada perdagangan hari ini, di pasar Asia berhasil menguat tipis 0,08 (0,08 persen) menjadi US$ 97,85 per barel.

Rabu, 07 Desember 2011

KENAPA HARGA EMAS SUSAH TURUN ???

61162_ilustrasi_emas_300_225

 

JAKARTA, KOMPAS.com - Sekitar tiga tahun ini, emas menjadi instrumen investasi yang digandrungi. Harga emas meroket tajam, dan mengundang para pencari untung untuk berinvestasi atau pun berspekulasi di emas.


Mengapa emas cenderung susah turun? Berikut ini beberapa analisanya.
Rata-rata kenaikan emas pada periode 2009-2011 sekitar 26 persen per tahun. Setiap tahun emas selalu mencetak rekor harga baru. Pada tahun 2011 ini, rekor harga emas ada di 1.920 dollar AS per troy ons.


Head of Research and Analysis PT Monex Investindo Futures, Ariston Tjendra, menyatakan, kenaikan harga emas tidak lepas dari kondisi ekonomi dunia saat ini yang dipenuhi ketidakpastian.


"Para investor atau pelaku pasar menjadikan emas sebagai sarana lindung nilai atau aset safe haven. Ketika keadaan ekonomi tidak kondusif, emas akan diburu," kata Ariston di Jakarta, Senin (5/12/2011).


Nah, sepanjang tiga tahun ini pula, krisis ekonomi global masih menjadi kekhawatiran para investor. Terakhir ini adalah kemungkinan krisis ekonomi global akibat krisis hutang di zona euro. Krisis di zona euro masih belum berakhir, kemungkinan besar masih akan berlanjut di tahun depan.


"Harga emas diperkirakan masih akan nyaman untuk naik lagi atau paling tidak bertengger di level atas," kata Ariston.
Selain itu, tahun depan kemungkinan bank sentral Amerika Serikat (AS) akan meluncurkan kebijakan pelonggaran kuantitatif lagi, yang istilah awamnya melakukan pencetakan uang baru untuk membantu memulihkan perekonomian AS.


Aksi ini tentunya akan melemahkan nilai mata uang dollar, dan akan membantu menaikkan harga emas. Harga emas biasanya mempunyai korelasi yang negatif dengan dollar AS, karena harga emas dinilai dalam dollar AS.


Bila dollar AS menguat, harga emas akan turun dan sebaliknya bila dollar AS melemah, harga emas akan naik.
Masih ada lagi faktor fundamental pendukung kenaikan harga emas yaitu tren kenaikan kepemilikan emas di bank-bank sentral dunia.


Beberapa bank sentral seperti China, India, Rusia, dan yang terkini Korea Selatan, berusaha meningkatkan cadangan emasnya untuk mendiversifikasi cadangan moneternya. Tingginya permintaan, meningkatkan harga emas

 

Sumber : Kompas.com