Carat berasal dari bahasa Yunani “keration”, yang berarti biji buah carob, semacam buah petai yang tumbuh pada abad pertengahan. Tiap biji buah tersebut mempunyai berat yang hampir sama yaitu 0,20 gram (seperlima gram). Ini lantas dijadikan sebagai patokan ukuran berat intan/berlian dan dinyatakan dalam istilah “carat”. Namun karena berat biji carob tersebut bervariasi, maka para pembeli intan sering membawa biji carob sendiri sebagai patokan supaya terhindar dari penipuan oleh para pedagang.
Pada abad XIV saat Kaisar Constantine I berkuasa, para pedagang intan/berlian dari Timur Tengah merambah Romawi dengan membawa dagangannya. Pada saat itu Kekaisaran Romawi menggunakan emas (koin solidus Constantine I) dan perak (koin Roman siliqua), namun mereka belum mempunyai standar untuk menentukan kadar kemurnian emas. Dipengaruhi oleh para pedagang pendatang tadi, dan dengan mengacu kepada carat (ukuran berat intan/berlian), serta dengan melihat kenyataan bahwa satu buah koin perak Roman siliqua yang beratnya menyerupai satu karat intan/berlian ternyata mempunyai berat 1/24 dari koin emas solidus Constantine I, maka disepakati bahwa angka tertinggi untuk kemurnian emas adalah 24. Untuk membedakannya dengan carat intan/berlian, maka penulisan carat sebagai satuan kadar emas diawali dengan huruf ‘K” sehingga menjadi Karat. Dalam dunia perdagangan modern, carat intan/berlian biasa disingkat sebagai “ct”, misalkan 1.325 cts atau 3.755 cts, sedangkan karat emas disingkat sebagai :K”, misalkan 24K, atau 14K.
Author : B3NU
Surabaya, 27 Agustus 2009