Terus Cetak Rekor, Harga Emas Makin Mahal
LONDON, KOMPAS.com - Harga emas terus mencatatkan rekor baru, yakni seharga 1.216,75 dollar AS per ounce, setara dengan 28,3 gram, di London, Rabu (2/12). Dalam 12 bulan terakhir harga emas sudah naik sebesar 55 persen.
Sementara di New York Mercantile Exchange, harga emas pengiriman terkini ditutup pada 1.212,00 dollar AS per troy ounce, naik dibanding Selasa pada 1.199,10 dollar AS.
Pembelian emas oleh sejumlah bank sentral turut menjadi penyebab kenaikan harga emas. Bank Sentral India dikabarkan telah membeli emas sebagai salah satu alat penyimpanan cadangan devisa. Hal serupa juga dilakukan sejumlah bank sentral di Eropa dengan melepas sebagian cadangan devisa denominasi dollar AS, yang kursnya terus merosot dari waktu ke waktu. Pada hari Rabu (2/12) di London, kurs 1 euro setara dengan 1,51 dollar AS.
Lesunya perekonomian AS mengikis daya tahan dollar AS. Kurs sebuah mata uang berkorelasi dengan kekuatan ekonomi negara.
Pelemahan kurs dollar AS sendiri termasuk sebagai penyebab kenaikan harga emas. Pelemahan dollar AS, dalam beberapa tahun terakhir ini, selalu berdampak pada kenaikan harga komoditas, seperti minyak dan biji-bijian, sebagaimana terjadi dalam tiga tahun terakhir ini. Kali ini sasaran dari pelemahan dollar AS adalah emas, yang dianggap masih bisa didongkrak naik demi keuntungan.
Namun, kenaikan emas sudah dianggap mendekati batas tertinggi. ”Setelah melampaui angka 1.200 dollar AS per ounce, gerakan harga emas memasuki sebuah zona yang tidak jelas. Mungkin harga masih akan bisa naik, tetapi akan segera turun,” kata Andrey Kryuchenkov dari VTB Capital, London.
Pelarian yang aman
Namun, Ben Potter, analis dari IG Markets di Melbourne, Australia, Rabu, mengatakan, pasar kini sedang melakukan konsolidasi. Hal ini terjadi karena tidak menentunya pasar saham, kurs dollar AS, dan gamangnya pemulihan perekonomian global. Dalam kondisi seperti itu, emas pada umumnya dianggap sebagai tempat pelarian yang aman.
Krisis utang Dubai World, milik Uni Emirat Arab (pemilik Etihad Airways, bukan Al Ittihad Airways), juga turut menambah kegamangan pasar walau sudah mulai mereda.
Kenaikan atau penurunan harga emas didorong oleh kenaikan atau penurunan permintaan konsumen untuk perhiasan. Faktor pendorong harga emas yang lain adalah minat investor, termasuk para spekulan, untuk meraih untung.
Namun, dalam kondisi ekonomi melesu, bisnis perhiasan sedang anjlok drastis. Dengan demikian, kuat dugaan bahwa kenaikan harga emas lebih banyak terkait dengan serbuan investor di pasar komoditas.
Tindakan Barrick Gold, penghasil emas terbesar di dunia asal Kanada, juga turut menaikkan harga. Barrick mengurangi penjualan dengan harapan harga masih akan naik lagi sehingga untung lebih besar masih bisa didapat lagi dari kenaikan harga itu. (REUTERS/AFP/AP/MON)
sumber : http://bisniskeuangan.kompas.com/read/xml/2009/12/03/06273684/Harga.Emas.Naik.55.Persen