Selasa, 20 Mei 2025

Tips Membeli Emas agar tak Tertipu Emas Palsu

 








Tips Membeli Emas agar Tidak Tertipu Emas Palsu

Membeli emas adalah salah satu bentuk investasi dan penyimpanan kekayaan yang populer di masyarakat. Namun, tingginya nilai emas membuat logam mulia ini sering menjadi sasaran pemalsuan. Banyak kasus di mana konsumen tertipu membeli emas palsu, seperti emas berlapis, emas bercampur logam lain, atau bahkan logam berat seperti tungsten yang dilapisi emas asli. Oleh karena itu, penting bagi calon pembeli emas untuk mengetahui tips dasar agar dapat membeli emas dengan aman dan terhindar dari penipuan.

1. Beli di Toko atau Lembaga Resmi

Langkah paling penting untuk menghindari emas palsu adalah membeli emas hanya di toko perhiasan terpercaya, butik resmi produsen emas seperti Antam atau UBS, atau lembaga keuangan seperti pegadaian dan bank syariah yang menjual logam mulia. Hindari membeli emas dari individu tidak dikenal, toko online yang tidak punya reputasi, atau transaksi di media sosial tanpa jaminan keaslian.

2. Perhatikan Sertifikat Keaslian

Setiap logam mulia murni (seperti emas batangan Antam atau UBS) selalu disertai sertifikat keaslian. Sertifikat tersebut mencantumkan kadar kemurnian (biasanya 99,99% untuk emas murni), berat, dan nomor seri. Pastikan sertifikat tersebut original dan tidak rusak atau dimodifikasi. Sertifikat dari produsen resmi biasanya dicetak rapi, memiliki logo perusahaan, dan terkadang dilengkapi fitur keamanan seperti hologram.

3. Periksa Fisik Emas

Kenali ciri fisik emas asli:

  • Tidak meninggalkan bekas saat digoreskan ke keramik (emas palsu sering meninggalkan garis hitam).
  • Tidak tertarik magnet (emas asli tidak bersifat magnetik).
  • Berat jenis tinggi (emas terasa lebih berat dibanding logam lain dalam ukuran yang sama).
  • Tidak berubah warna jika ditetesi cairan asam nitrat (tapi tes ini sebaiknya dilakukan oleh ahli).

Untuk perhiasan, periksa cap kadar emas seperti "750" (menunjukkan 75% emas atau 18 karat) atau "999" (untuk emas murni).

4. Gunakan Alat Penguji Emas

Jika Anda membeli emas secara rutin atau ingin memastikan sendiri keasliannya, pertimbangkan untuk memiliki alat penguji emas, seperti:

  • Acid test kit (uji asam),
  • Electronic gold tester,
  • XRF analyzer (untuk profesional),
  • Ultrasonic thickness gauge (untuk mendeteksi emas berlapis di batang emas besar).

Namun, alat ini sebaiknya digunakan oleh orang yang memiliki pelatihan atau setidaknya pemahaman dasar tentang metode pengujian.

5. Waspadai Harga yang Terlalu Murah

Jika ada yang menawarkan emas jauh lebih murah dari harga pasar, besar kemungkinan itu adalah emas palsu atau tidak murni. Harga emas bersifat global dan sangat transparan. Diskon ekstrem biasanya menjadi indikasi penipuan atau produk tidak sesuai spesifikasi.

6. Gunakan Jasa Tukang Emas atau Laboratorium Uji

Jika Anda menerima emas dari warisan atau hadiah, dan ragu terhadap keasliannya, bawa ke tukang emas profesional atau laboratorium pengujian logam mulia untuk diuji. Mereka bisa melakukan pengujian kadar emas dengan metode seperti fire assay, densitas, atau uji XRF.

Kesimpulan

Membeli emas membutuhkan kehati-hatian dan pengetahuan dasar tentang logam mulia. Pastikan Anda membeli emas hanya dari sumber terpercaya, memeriksa sertifikat, memahami ciri fisik emas asli, dan bila perlu, gunakan alat atau jasa profesional untuk pengujian. Dengan langkah-langkah ini, Anda akan lebih aman dan terhindar dari kerugian akibat emas palsu.

 

Info alat tes emas : www.tokopedia.com/sinaper


Senin, 19 Mei 2025

Gaya Investasi Saham Pak Lo Kheng Hong

 









Pak Lo Kheng Hong adalah salah satu investor saham tersukses di Indonesia yang kerap dijuluki “Warren Buffett Indonesia.” Ia dikenal sebagai praktisi aliran value investing, yaitu pendekatan investasi yang berfokus pada mencari saham perusahaan bagus yang dijual di bawah nilai intrinsiknya. Dalam wawancara, seminar, dan tulisan-tulisannya, ia telah memaparkan berbagai prinsip dan cara analisis yang digunakan untuk memilih saham yang layak untuk investasi jangka panjang.

Berikut adalah penjabaran lengkap mengenai cara Pak Lo Kheng Hong menganalisis saham berdasarkan prinsip dan pendekatan yang ia praktikkan:

 

1. Fokus pada Fundamental Perusahaan, Bukan Harga Saham

Pak Lo tidak membeli saham karena harga naik atau karena ikut-ikutan. Ia hanya membeli saham jika perusahaannya bagus secara fundamental, dengan harga jauh lebih murah dari nilai wajar (intrinsic value). Ia percaya bahwa harga saham akan mengikuti kinerja perusahaan dalam jangka panjang.

Beberapa aspek fundamental yang dianalisis antara lain:

Pendapatan (Revenue) dan pertumbuhannya

Laba bersih (Net profit)

Ekuitas dan aset perusahaan

Return on Equity (ROE) yang tinggi dan konsisten

Utang yang rendah atau terkendali

Arus kas positif (operating cash flow)

 

2. Harga Saham Harus Di Bawah Nilai Intrinsik

Ini adalah prinsip utama value investing. Menurut Pak Lo, investor harus mencari “saham murah”—yaitu saham perusahaan bagus tapi sedang dihargai murah oleh pasar karena suatu sebab (misalnya sedang tidak populer, sedang krisis, atau belum dilirik investor besar).

Alat bantu yang sering digunakan untuk ini:

PER (Price to Earning Ratio): Pak Lo suka mencari saham dengan PER rendah, misalnya di bawah 10.

PBV (Price to Book Value): PBV di bawah 1 berarti saham dijual lebih murah dari nilai bukunya.

Margin of safety: Selisih antara harga pasar dan nilai intrinsik yang cukup besar untuk menghindari risiko kerugian.

 

3. Investasi Jangka Panjang

Pak Lo sangat menekankan pentingnya kesabaran. Ia bisa menyimpan saham selama 5 hingga 10 tahun, atau bahkan lebih lama, asalkan fundamental perusahaan tetap baik dan harganya belum mencapai nilai wajar.

 

4. Membeli Saham Perusahaan yang Dipahami

Ia hanya membeli saham dari perusahaan yang bisnisnya sederhana dan ia pahami, seperti perbankan, properti, pertambangan, atau konsumer. Menurutnya, jika seorang investor tidak memahami bagaimana perusahaan menghasilkan uang, maka ia sedang berspekulasi, bukan berinvestasi.

 

5. Menghindari Perusahaan yang Boros dan Banyak Utang

Pak Lo menghindari saham perusahaan yang punya utang tinggi, arus kas negatif, atau ekspansi tanpa kontrol. Ia menyukai perusahaan yang menghasilkan laba bersih yang besar dengan modal yang efisien.

 

6. Waktu Beli: Saat Pasar Pesimis

Pak Lo sering membeli saham saat krisis ekonomi atau ketika pasar sedang takut (misalnya saat krisis 1998 atau 2008). Saat itu, banyak saham perusahaan bagus yang harganya jatuh jauh di bawah nilai wajarnya.

Ia percaya pada prinsip Buffett: “Be greedy when others are fearful, and fearful when others are greedy.”

 

7. Tidak Perlu Takut Saham Sepi

Pak Lo tidak masalah membeli saham yang kurang populer atau tidak likuid, asalkan perusahaannya bagus. Ia lebih mementingkan nilai perusahaan dibanding tren pasar. Menurutnya, investor seharusnya membeli perusahaan, bukan sekadar saham.





Mengenal Dua Metode Populer Pengujian Emas: Asam vs Densitas

 




Mengenal Dua Metode Populer Pengujian Emas: Asam vs Densitas

Mengetahui kadar dan keaslian emas adalah hal penting, baik bagi pembeli, penjual, maupun kolektor. Dua metode paling umum yang digunakan untuk menguji emas secara praktis adalah metode asam (acid test) dan metode densitas (uji massa jenis). Keduanya sering digunakan karena mudah, relatif murah, dan tidak membutuhkan alat laboratorium yang rumit. Meski demikian, masing-masing metode punya kelebihan dan kelemahan tersendiri.

 

1. Metode Asam (Acid Test)

Cara kerja:
Permukaan emas digoreskan pada batu uji, lalu diteteskan asam nitrat atau campuran aqua regia. Jika logam bereaksi (larut atau berubah warna), maka kemungkinan bukan emas murni.

Kelebihan:

  • Proses cepat dan mudah dilakukan.
  • Biaya rendah.
  • Cocok untuk verifikasi awal kadar emas.

Kekurangan:

  • Hanya menguji permukaan.
  • Dapat merusak permukaan perhiasan.
  • Tidak bisa membedakan emas dengan logam padat seperti tungsten yang dilapisi emas.

 

2. Metode Densitas (Uji Massa Jenis)

Cara kerja:
Mengukur berat emas di udara dan dalam air, lalu menghitung massa jenisnya. Emas murni punya densitas ±19,3 g/cm³. Nilai ini digunakan untuk memperkirakan kadar emas.

Kelebihan:

  • Tidak merusak benda emas.
  • Dapat mendeteksi logam campuran dengan densitas berbeda.
  • Lebih akurat untuk emas utuh (solid).

Kekurangan:

  • Tidak efektif untuk perhiasan berongga atau tungsten  emas lapis
  • Hasil bisa keliru jika pengukuran tidak presisi.
  • Butuh timbangan khusus dengan akurasi tinggi.

 

Mana yang Lebih Baik?

Tidak ada metode yang sempurna. Metode asam cocok untuk pemeriksaan cepat, terutama di toko perhiasan atau pasar. Sedangkan metode densitas lebih ilmiah, cocok untuk logam solid yang ingin diuji tanpa dirusak.

Untuk hasil lebih akurat, sebaiknya gunakan kombinasi kedua metode ini, atau pertimbangkan teknologi modern seperti X-Ray Fluorescence (XRF) jika tersedia. Dalam dunia emas yang rawan pemalsuan, kehati-hatian adalah kunci.

Tertarik belajar lebih lanjut tentang alat pengujian emas? Tinggalkan komentar atau cek artikel kami berikutnya!


butuh alat alat tes emas?

kunjungi www.tokopedia.com/sinaper