TOKYO (Bloomberg): Investor muda kelas ritel di Jepang beralih untuk membeli emas di luar perkiraan sebagai upaya melindungi
keuangan mereka dari hisapan dalamnya resesi.
"Kami tidak pernah melihat yang seperti ini. Awalnya harga logam mulia ini tidak melebihi level 1.000," kata Noriyuki Abe, eksekutif divisi logam mulia Tanaka Kikinzoku Kogyo K.K yang telah menandatangani lebih dari 4.000 pelanggan per bulan untuk rencana akumulasi emas sejak Oktober.
Gejolak finansial telah mendongkrak permintaan logam mulia di seluruh dunia, menaikkan penjualan koin emas Austrian Philharmonic, dan mendorong ke posisi tertinggi sepanjang masa pada SPDR Gold Trust. Menurut Abe, kenaikan minat pada rencana investasi jangka panjang di Jepang pada usia 20 - 40 tahun sangat menonjol.
"Pendekatan investasi yang lamban dan stabil sejalan dengan nilai-nilai yang dianut oleh kalangan muda Jepang, yang menekankan kestabilan dalam hidupnya," kata Koichiro Kamei, managing director Market Strategy Institute Inc, Tokyo.
Program akumulasi emas Tanaka Kikinzoku, dimulai pada 1988, membolehkan nasabah mendebit minimal 3.000 yen (US$31) per bulan. Sebagian besar memilih pengurangan sebesar 10.000 yen. Emas disimpan oleh perusahaan atas nama investor.
Tanaka Kikinzoku mencatat jumlah simpanan naik sebesar 60.000 tahun lalu menjadi sekitar 350.000. Sebagian besar, 40%, nasabah berusia 20-an dan 30-an dibandingkan dengan tiga tahun lalu.
Harga emas naik ke posisi tertinggi dalam 11 bulan pada US$1.006,29 per ounce pada 20 Februari menyusul anjloknya perekonomian global. Output pabrikan Jepang turun mencapai rekor pada Januari yang menandakan resesi nasional menjadi yang terburuk sejak 1945. Sejumlah perusahaan, termasuk Sony Corp dan Toyota Motor Corp sudah memangkas ribuan pekerja.
Kouichi Saito, manajer perdagangan emas Mitsubishi Materials Corp, produsen tembaga terbesar ketiga Jepang dan dealer logam mulia, membuka 33% lebih banyak rekening akumulasi personal emas dalam setengah tahun sejak September.
"Kami tidak mengira ada kenaikan seperti ini karena kami asumsikan pasar sudah jenuh dengan nasabah berusia 50 tahun ke atas sebagai yang utama," kata Saito.
Menurut survei Hakuhodo DY Holdings Inc, agen iklan, masyarakat Jepang di usia 20 tahun menunjukan tendensi kuat untuk menyimpan uang lebih dari 2 tahun. "Mereka tidak mempunyai mobil karena mahal untuk merawatnya, tidak banyak minum, dan tidak pergi ke luar negeri," jelas� Yohei Harada, periset Hakuhodo.(yn)
0 Comments:
Post a Comment