INVESTOR EMAS: EMAS Melambung Akibat Inflasi Global

Senin, 21 Februari 2011

EMAS Melambung Akibat Inflasi Global

JAKARTA: Harga emas naik pada perdagangan akhir pekan hingga membukukan kinerja mingguan terbaik sejak Desember didorong kekhawatiran atas krisis utang Eropa, meningkatnya inflasi global, dan kerusuhan yang merebak di Timur Tengah.

Harga spot emas naik 0,3% ke US$1.386,75 per ounce, setelah sebelumnya mencapai level tertinggi dalam 5 pekan terakhir yakni US$1.391,75 per ounce. Emas tercatat menguat hampir 3% dalam sepekan terakhir.

Minat beli emas meningkat sepekan lalu setelah data inflasi AS mencatat kenaikan 0,2% periode Januari, laju tercepatnya selama lebih dari setahun terakhir. Kuatnya data inflasi inti China juga mendorong minat beli investor.

World Gold Council (WGC) dalam laporan tahunan terbaru yang dirilis oleh situs resminya, menyebutkan permintaan emas dunia pada 2010 naik 9% hingga mencapai level tertinggi dalam 10 tahun yakni 3.812,12 ton atau senilai US$150 miliar.

Peningkatan ini dipicu permintaan yang tinggi dari negara-negara di Asia khususnya China dan India baik untuk perhiasan, teknologi, maupun investasi.

Bahkan, bank-bank sentral di dunia menjadi nett buyer (pembelian lebih tinggi daripada penjualan) untuk pertama kali dalam 21 tahun, sehingga memberi sinyal berakhirnya era bank-bank sentral menjadi pemasok emas yang signifikan.

VP Riset dan Analis Valbury Asia Futures Nico Omer Jonckhere mengatakan fungsi emas sebagai lindung nilai meningkat menyusul kerusuhan yang meluas di Timur Tengah dan Afrika Utara setelah aksi protes awal tahun ini berhasil menumbangkan pemimpin di Tunisia dan Mesir.

“Logam mulia telah mengalami reli dalam 5 sesi berturut-turut, merupakan kenaikan beruntun terlamanya sejak September,” kata Nico dalam risetnya, hari ini.

Harga emas awalnya sempat tertekan oleh langkah China yang menaikkan syarat cadangan modal bank sebesar 50 basis poin. Namun tekanan itu hanya sementara seiring besarnya minat investasi ke dalam logam mulia.

Tekanan akibat langkah kebijakan moneter China itu terhapus oleh kekhawatiran pasar terhadap kondisi geopolitik di Timur Tengah, khususnya Bahrain.

Ketegangan yang meningkat di Arab mendorong harga emas, menyusul ribuan demonstran di Bahrain turun ke jalan akhir pekan lalu, memprotes tindakan militer pemerintah terhadap para demostran.(yn)