Jumat, 05 Juni 2009

PILIHAN INVESTASI EMAS

Mungkin Anda akan bertanya pilihan investasi apakah yang menguntungkan, apakah emas batangan ataukah emas perhiasan? untuk menjawabnya kita perlu perhatikan kelebihan dan kelemahan masing-masing.

No

Emas Batangan

Emas Perhiasan

1.

emas

perhiasan emas

2.Emas Batangan Umumnya kadar 24 karatBerbagai macam kadar dan bentuk seperti kalung, gelang, cincin, liontin, bross, anting, dll
3.TIdak bisa dipakai, hanya disimpanDipakai sebagai perhiasan
4.Dalam kadar yang sama dengan perhiasan harga lebih murah karena tidak terdapat ongkos bikin/desainUmumnya harga lebih mahal, karena komponen ongkos bikin
5.Emas batangan 24 karat tidak terkena pajak 10% jadi harga lebih murah.Terkena pajak 10%
6.lebih mudah dijual, biasanya tidak ada perbedaan karat pada certifikat sama karatase sebenarnya.Biasanya pembeli emas perhiasan bila akan kita jual kembali mempermasalahkan kadar, biasanya trik pembeli untuk menurunkan harga jual

Bentuk-bentuk emas mempunyai keunggulan dan kelemahan masing-masing, tergantung tujuan anda dalam membeli. Kalo niatnya murni untuk investasi kami sarankan untuk membeli emas Batangan produk logam mulia (Antam), kenapa. Karatase dan beratnya terjamin sesuai yang tertera di sertifikat.

Yang menjadi pertanyaan adalah dimana bisa membeli emas produk Antam? bagi Anda yang tinggal di jakarta mungkin tidak ada kesulitan untuk membelinya karena bisa datang langsung ke logammulia Jl. Pemuda Pulogadung, Bagi yang dekat dengan pegadaian Anda juga bisa membeli disana, namun biasanya stoknya terbatas Anda harus memesan dulu baru emasnya diantar kemudian, mengenai harga jelas lebih murah bila anda datang langsung ke logam mulia, ini wajar karena fihak pegadaian juga mengambil margin dari situ sebagai biaya transport dll. Bila Anda kesulitan mendapatkan emas produk logam mulia /Antam kami bisa membantu Anda,

Harga yang kami tawarkan 3% di atas harga resmi dari harga jual emas Antam.

Pesan Ke Wiryo No HP : 085216329587 atau email wiroo212@telkom.net

Harga emas resmi dari logam mulia / Antam bisa Anda lihat di http://www.logammulia.com .

hompage saya ada di http://intanberlian.com atau http://wiryosumekto.wordpress.com.
http://belajarberlian.wordpress.com

Selamat berinvestasi dan sukses selalu.

contoh emas batangan Produk Antam

mail2

Rabu, 13 Mei 2009

Analisis Harga Emas

Masih Seksikah Investasi Perhiasan?
Oleh : Dede Suryadi

emas

Emas, berlian dan permata tetap diyakini sebagai alternatif investasi yang menarik dari masa ke masa, termasuk di masa krisis sekarang. Hanya saja, saat ini harga perhiasan tersebut cenderung turun.

Hampir setahun terakhir, risiko investasi di sektor keuangan makin tinggi. Penyebabnya, kondisi pasar keuangan masih belum menentu sebagai dampak krisis global yang terjadi saat ini. Kurs rupiah terhadap dolar AS yang tidak stabil mengakibatkan ketidakpastian nilai investasi makin menjadi-jadi.


Kondisi ini membuat masyarakat mulai melirik kembali logam mulia sebagai investasi jangka panjang, sekaligus menyeimbangkan portofolio investasinya. Emas, berlian dan permata menjadi alternatif investasi. Malah, di negara yang masyarakatnya sudah maju, kondisi ini juga membuat transaksi derivatif logam mulia itu bergairah.


Harga emas yang di awal 2007 masih sebesar US$ 640/troy ounce sempat melejit hingga mencapai rekor tertinggi sepanjang sejarah: US$ 1.125/troy ounce di 2008. Ini tak lepas dari menggilanya harga minyak mentah dunia yang juga sempat mencetak rekor tertinggi, yakni US$ 147 per barel.
Kemudian, sejalan dengan melemahnya minyak dunia, harga logam mulia ini pun ikut turun. Seperti di New York Mercantile Exchange, harga emas untuk pengiriman Februari 2009 turun US$ 30 atau 3,5% menjadi US$ 825/troy ounce, terendah sejak 15 Desember 2008 yang mencapai US$ 821. Dalam lima bulan terakhir harga emas telah turun 2,8%.


Leo Hadi Loe, Country Representative World Gold Council, memprediksi, jika ekonomi dunia memburuk, harga emas akan naik menuju US$ 900-1.100/troy ounce. Sebaliknya, apabila gebrakan Barack Obama, Presiden Amerika Serikat yang baru, sukses meredam krisis, harga emas bisa melorot ke kisaran US$ 400-600.


Demikian pula berlian, sekarang harganya cenderung turun. Menurut A.B. Susanto, gemolog dan kolektor berlian, pada saat krisis global seperti sekarang, harga berlian di pasar internasional turun. “Turunnya hingga 30% dibanding tahun lalu. Ini cukup signifikan. Padahal, selama ini harga berlian jarang turun,” doktor endrocrinology diabetology dari Universitas Duesseldorf yang memperdalam ilmu tentang berlian di Gemmological Institute of Idar Oberstein, Jerman, ini mengungkapkan.


Lihat saja, pada lima bulan pertama 2008, International Diamond and Jewelry Exchange melaporkan, harga berlian 5 karat berharga minimal US$ 1 juta, sudah naik 76,5%. Di AS, nilai impor bersih berlian juga naik 52,59% menjadi US$ 1,038 miliar dalam kurun tersebut, sedangkan ekspor kotor turun menjadi US$ 1,267 miliar dengan volume 2.831.579 karat.


Nah, bagi A.B. Susanto, ketika harga perhiasan turun, itu adalah sebuah peluang untuk mengoleksinya. Hanya saja, ia mewanti-wanti, kalau mau beli, barangnya haruslah berkualitas bagus, bukan kualitas so so. Artinya, kalau harga lagi turun, turun sekali, sementara kalau naik, kenaikanya tidak banyak. Untuk mendapatkan berlian kualitas bagus, ada sejumlah syarat yang harus diperhatikan apabila ingin menjadikan berlian sebagai sebuah produk investasi. Yang umum dikenal dalam pemilihan berlian adalah faktor 4C: clarity, carat, cutting, colour.


Pertama, clarity (kejernihan). Ini merupakan terminologi yang mengacu pada kerusakan atau cacat berlian. Makin sedikit kerusakannya, makin sempurna cahaya yang dipantulkan. Kedua, carat (karat). Berlian diperjualbelikan berdasarkan karat atau beratnya, dan bukan berdasarkan volume atau banyaknya. Berlian dengan bobot 1 karat terdiri dari 100 poin. Jadi, berlian 50 poin memiliki bobot karat 0,5. Akan tetapi, berlian dengan ukuran karat besar tidak selalu berarti lebih baik dan sempurna. Dengan kualitas lebih tinggi, berlian yang ukuran karatnya kecil mungkin memiliki nilai lebih besar ketimbang berlian berkarat besar tapi tidak sempurna.


Ketiga, cutting (irisan). Berlian akan memantulkan cahaya yang sangat cemerlang jika irisan atau cutting-nya sempurna. Untuk menguji kualitas irisannya, lihatlah berlian dari atas. Dengan begitu, pola pantulan sinarnya akan terlihat jelas. Dan, keempat, colour (warna). Makin bening atau jernih berlian, makin tinggi pula nilainya. Oleh sebab itu, berlian tanpa warna merupakan berlian terbaik. Tingkat warna berlian terdiri dari: D-F untuk colorless (putih), G-J untuk hampir tidak berwarna, K-M untuk kekuning-kuningan, N-R untuk kuning sangat terang, S-Z untuk kuning terang, hingga Z untuk warna fancy.


Untuk investasi, kata A.B. Susanto, pilih yang karatnya cukup besar. Makin tinggi karat sebuah berlian, makin tinggi kenaikan harga dan mudah menjualnya. Berlian dengan karat tinggi disebut berlian solitaire. Biasanya, makin besar ukuran berlian, makin sederhana bentuk atau desain pengikatnya, sehingga nilai berliannya lebih tinggi dibanding nilai pembuatan. Berbeda dari berlian yang besarnya di bawah dua karat, yang umumnya lebih dicari adalah kreasi desainnya.


Perlu diperhatikan, investasi pada perhiasan adalah investasi untuk jangka panjang. Apabila hanya 1-2 tahun, atau bahkan kurang dari setahun, kenaikan harga berlian tak setinggi produk investasi lain. "Tetapi dalam kurun yang cukup lama, nilai intrinsik benda berharga ini terlihat naik signifikan," kata pakar manajemen dari Jakarta Consulting Group itu. Tentunya, harga jual dan harga beli berlian bisa mengikuti harga yang ditentukan oleh Rapaport Diamond Report dari Gemological Institute of America.


Sementara, untuk permata, hal yang perlu diperhatikan seorang calon pembeli agar dapat dijadikan investasi adalah ada-tidaknya sertifikat dari laboratorium permata. Ini juga berlaku untuk berlian. Sertifikat ini dibutuhkan untuk membedakan antara permata natural yang terbentuk oleh alam dan permata sintetis buatan tangan manusia. Permata yang dapat dijadikan investasi, tentu saja, permata yang terbentuk oleh alam.


Kualitas dan ukuran permata juga penting untuk dipertimbangkan calon pembeli. Agar dapat dijadikan barang investasi, permata harus memiliki kualitas tinggi. Ukuran permata juga tidak bisa diabaikan. Semakin besar ukurannya, semakin tinggi potensi investasinya. Untuk jenis diamond, ukuran yang dibutuhkan minimal satu karat. Sementara untuk jenis ruby, dibutuhkan minimal tiga karat.


Aspek kelangkaan dan desain juga memengaruhi harga jual permata. Jenis permata yang bisa jadi sarana investasi cukup banyak, mulai dari batu akik, ruby, alexandrite chrysoberyl, mutiara, malachite, cats eye chrysoberyl, green garnet, hingga paraiba tourmaline. Asalkan asli, permata jenis apa pun dapat menghasilkan keuntungan.


Dewi, seorang kolektor pertama, mengatakan, berinvestasi melalui batu permata, selain setiap tahun nilai investasinya naik, juga dapat dipakai sebagai perhiasan. Untuk membeli batu mulia ini, Dewi memiliki triknya, yaitu selalu membeli permata yang sudah ada sertifikatnya. Di Indonesia, sertifikat itu bisa didapatkan, antara lain, di PT Guna Inti Permata. “Dengan adanya sertifikasi, pemiliknya akan merasa tenteram dan nilainya akan naik terus,” katanya.


Dewi juga membandingkannya dengan emas. Menurutnya, emas yang sudah lama dipakai akan semakin susut harga dan nilainya. Namun, kalau permata, semakin lama dipakai, semakin tinggi nilai jualnya. Termasuk di saat krisis global saat ini, ia lebih banyak mengoleksi permata karena harganya relatif turun. “Investasi permata ini untuk long term,” ia mengungkapkan. Maka, ia tidak khawatir meski sekarang harga logam mulia cendrung turun, karena investasinya untuk jangka panjang.


Dewi mengaku pernah menjual benda kesayangannya yang sudah ia simpan lima tahun, dengan return mencapai lebih dari 50%. Sayang, ia keberatan menyebutkan angka persisnya. Ditambahkan A.B. Susanto, nilai jual berlian dan permata sangat subjektif. Transaksi jual-belinya pun sangatlah personal. “Biasanya dilakukan secara face to face,” ujarnya mengungkap pengalamannya sebagai kolektor berlian.


Mengenai emas, bentuknya beragam: perhiasan, koin dan batangan (lantakan) dengan kadar berbeda, seperti 22 dan 24 karat, atau ada yang menghitung dalam persentase, yaitu 95% dan 99%. Untuk mendapatkan emas tidaklah sulit. Tinggal datang ke toko emas di mana saja seperti di pusat perdagangan emas Cikini dan Melawai, Jakarta, atau langsung ke PT Aneka Tambang (Antam) di Jalan Pemuda, Pulogadung, Jakarta Timur, yang menjual emas batangan secara eceran. Emas dari Antam terjamin karena perusahaan ini telah mengantongi sertifikat logam mulia dari London Bullion Market Association, asosiasi emas internasional.


Hanya saja, koin emas saat ini tergolong langka yang menjual. Dulu, Perum Pegadaian pernah menjual koin emas ONH 24 karat yang diperuntukkan sebagai wahana investasi untuk persiapan ongkos naik haji. Bahkan, Pegadaian memiliki sejumlah gerai khusus yang menjual koin ONH emas ini bernama Galery 24. Saat ini, Pegadaian tak lagi menjual koin emas ONH.


Emas cenderung diminati karena kebal terhadap laju inflasi. Bahkan, ketika inflasi naik harga logam mulia ini pun ikut naik. Data menyebutkan, ketika inflasi naik 10%, harga emas naik 13%. Ketika inflasi meningkat 20%, harga emas melonjak sampai 30%. Maka, emas sering dijadikan wahana yang ampuh untuk berinvestasi saat krisis, antara lain ditandai dengan inflasi yang meningkat tajam. Sementara, dalam kondisi ekonomi dan politik yang stabil, jarang sekali harga emas meningkat secara tajam. Terbukti, saat kita mengalami krisis yang hebat tahun 1998, harga emas pun naik tajam karena permintaan terhadap logam mulia ini juga meningkat. Saat krisis, emas banyak dijadikan sebagai wahana lindung nilai (hedging) terhadap aset seseorang.


Sayang, kalau menengok pasar derivatif emas di Indonesia, perkembanganya belum menggembirkan. Diakui Hasan Zein Mahmud, Presdir Bursa Berjangka Jakarta (BBJ), hal tersebut terjadi karena masyarakat masih belum banyak yang paham tentang derivatif dan lebih menyukai transaksi emas dalam bentuk fisik seperti di toko-toko emas.


Sekarang, BBJ sudah memperdagangkan Kontrak Berjangka Emas, Kontrak Indeks Emas, Kontrak Gulir Emas dan US$. Kontrak Gulir Emas dan US$ baru diluncurkan akhir tahun lalu, dengan harapan itu dapat mendongkrak BBJ. “Di antara keempatnya, yang paling rame adalah Kontrak Indeks Emas. Sementara Kontrak Gulir Emas masih sepi,” kata Hasan blak-blakan. Data BBJ menyebutkan, pada 2008 transaksi Kontrak Indeks Emas mencapai 53.339, naik 30% dibanding tahun 2007 (38.799 transaksi).
BBJ juga sedang merancang perdagangan pasar fisik emas. Memang rencana ini sudah lama. Bahkan, BBJ sudah merancang perdagangan negotiable gold forward, bekerja sama dengan Antam yang berperan sebagai emiten/issuer. Antam akan mengeluarkan sertifikat emas yang dipegang oleh para investor. Sertifikat emas ini ada jatuh temponya dan menghasilkan bunga dalam bentuk emas lagi. Jadi, emas berbunga emas dan fisiknya bisa diambil di Antam pada saat jatuh tempo.


Nah, sertifikat emas itu bisa diperdagangkan di BBJ dari satu investor ke investor lain dan BBJ sendiri yang menyediakan bursanya berupa fasilitas online. “Namun karena tidak mendapat support dari otoritas bursa, Antam mundur dan rencana ini tertunda,” ujar Hasan. Saat ini BBJ berusaha lagi mewujudkan pasar fisik emas ini. Hasan yakin, jika rencana ini berjalan, transaksinya akan menggembirakan karena yang namanya investasi emas akan tetap stabil.


Senada dengan Hasan, A.B. Susanto dan Dewi pun tetap optimistis, kendati harga perhiasan sekarang cenderung turun, ke depan harganya akan meningkat. Asalkan untuk jangka panjang, investasi di perhiasan tetap seksi.


Riset: Rohmat Purnadi.

URL : http://www.swa.co.id/swamajalah/portofolio/details.php?cid=1&id=8676

Senin, 13 Oktober 2008

Kenapa harga emas bisa Turun?


Mengapa Harga Emas Bisa Turun ?
Oleh : Muhaimin Iqbal
Allah menciptakan segala sesuatu sesuai ukurannya dan emasdiciptakanNya secara terbatas. Di seluruh Dunia saat inihanya ada sekitar 150,000 ton emas di permukaan bumi. Yangdigali dari pertut bumi setiap tahun hanya menambah emasdi permukaan bumi sekitar 1.5% per tahun – sesuai denganlaju pertumbuhan penduduk dunia.
Dengan keterbatasan emas tersebut, mengikuti hukum pasarsupply & demand sudah seharusnya harga emas naik terusapabila diukur dengan uang kertas. Kenyataannya dalamjangka panjang memang demikian. Namun dalam jangka pendek,sebulan dua bulan, setahun dua tahun bisa saja harga emasturun.
Seluruh pemerintahan di dunia menggunakan ukuran uangkertas sebagai dasar penilaian kinerjanya. Kalau hargaemas dibiarkan terus naik dan orang mulai mnggunakan emassebagai rujukan nilai, maka nilai seluruh mata uang duniaakan kelihatan terus merosot dengan sangat serius. Inilahyang tidak dikehendaki oleh para penguasa dunia.
Lantas apa yang mereka lakukan ? dari waktu ke waktupemerintahan di dunia menggunakan cadangan emasnya untukmempengaruhi harga emas di pasar bebas. Namun karena emasini benda riil yang harus diperoleh dari upaya riil, bedadengan uang kertas yang bisa mereka cetak kapan saja–berapa saja; maka kemampuan mereka mempengaruhi hargapasar ini makin lama makin melemah seiring denganmenurunnya cadangan emas mereka.
Coba perhatikan grafik disamping yang datanya saya olahdari data Gold Anti Trust Action Committee (GATA);cadangan emas yang dimiliki oleh seluruh Bank Sentral DiDunia kalau dijumlahkan mengalami penurunan yang sangatsignificant dalam seperempat abad terakhir. Bukankahseharusnya naik karena penduduknya naik dan jumlah emas dipermukaan bumi juga naik seiring pertambahan penduduk ? .Inilah jawababnnya; para Bank Sentral dunia tidak mampumenambah cadangan emasnya, dan bahkan mereka harusmenggunakan cadangan yang ada untuk mempengaruhi hargaemas di pasar bebas sehingga seolah-olah mata uang kertasmereka masih bernilai.
Ini bukan hanya sinyalemen saya, ada yang sudah sangatterbuka mengungkap hal ini yaitu GATA.
Minggu lalu muncul sebuah iklan besar di Wall StreetJournal dengan judul “Anybody Seen Our Gold ?”. Iklan inidi sponsori oleh Gold Anti Trust Action Committee (GATA).Isi dari iklan panjang ini intinya ingin mengungkapberbagai kecurangan pemerintahan di seluruh dunia dalammempermainkan harga emas. Berikut adalah terjemahan bebasdari beberapa point penting yang dimuat di iklan tersebut.
“Cadangan emas di Amerika Serikat sudah tidak lagi diaudit secara penuh dan independent selama lebih darisetengah abad terakhir. Sekarang terdapat bukti bahwacadangan emas tersebut, juga yang dimiliki olehnegara-negara barat, telah digunakan secarasembunyi-sembunyi untuk memanipulasi mata uanginternasional, pasar komoditi, pasar saham dan pasar suratberharga.
Federal Reserve Chairman waktu itu – Alan Greenspan,mengaku di depan kongres Amerika Serikat 24/7/1998 bahwaBank Central akan ‘meminjamkan’ emasnya untuk menambahjumlah emas apabila harga emas naik.
Dengan upaya menekan harga emas yang bagaimanapun, hargaemas telah mencapai US$ 900/ounce; Apabila harga emasdibiarkan bebas mengikuti mekanisme pasar – maka hargaemas bisa mencapai US$ 3000 – US$ 5,000 /ounce.
Tujuan dari manipulasi harga emas adalah untukmenyembunyikan kegagalan Dollar Amerika dan untukmempertahankan kedudukan Dollar Amerika sebagai cadangandevisa bagi hampir seluruh negara.
Permainan harga emas oleh pemerintah akan membawa bencanabagi dunia, oleh karenanya harus dihentikan.”
Jadi berhati-hatilah kita semua, ada kekuatan yang sangatbesar sedang bertarung di pasar dunia. Tetapi Allah MahaBesar, Cukuplah Allah Sebagai Pelindung dan DialahSebaik-baik Pelindung.

Selasa, 29 Juli 2008

kemilau Investasi Emas


JAKARTA, SENIN - Sebuah analisis yang dirilis tahun 2003 menyebutkan, pada 10-12 tahun mendatang harga emas akan mencapai 8.000 dollar AS per troy ounce. Harga itu diperkirakan akan terjadi pada 2013-2015 sehingga bila pada 2007 seseorang menginvestasikan Rp 200 juta untuk emas, maka pada 2013-2015 kelak ia akan memiliki emas senilai Rp 2,2 miliar. Dengan kata lain ia meraup untung dari kenaikan harga yang mencapai 1.112 persen.
Jika hal itu terjadi, maka tidak ada instrumen investasi yang bisa mengalahkan keperkasaan emas, bahkan deposito, saham, maupun ORI sekalipun. Konsultan manajemen sekaligus motivator ternama, Tung Desem Waringin, sejak dulu hingga kini selalu berpendapat bahwa emas merupakan investasi teraman dan paling menguntungkan. "Sejak 2002 saya sudah bilang emas itu investasi paling menguntungkan," katanya.
Pengusaha sukses itu bahkan "mencabut" investasinya di sektor infrastruktur untuk dialihkan ke emas. Ia bersikukuh bahwa tindakan yang dilakukannya benar meskipun banyak orang memilih sektor infrastruktur sebagai instrumen investasi utama. Hal itu karena tren emas sejak zaman dahulu hingga detik ini selalu mengalami kenaikan harga. Namun, untuk kondisi pasar saat ini, ia masih menyarankan calon investor untuk wait and see. "Saat ini pasar masih bergejolak, jadi lebih baik wait and see sebelum memutuskan untuk terjun ke emas," katanya. Tercatat kenaikan harga emas paling fantastis terjadi pada 2001 di mana pada saat yang sama mata uang kertas justru mengalami penurunan nilai. Proses kenaikan harga emas itu akan semakin dipercepat oleh laju inflasi dan abusing dollar AS saat ini. Itu karena emas tidak mempunyai efek inflasi atau zero inflation effect. Memang logam mulia bernama emas sepertinya tidak akan pernah lekang dimakan zaman. Kemuliaan dan kemilaunya tetap saja memukau, termasuk bagi dunia investasi. Emas merupakan komoditas yang unik yang jumlahnya terbatas di dunia serta merupakan satu-satunya barang yang dapat ditambang di atas permukaan bumi. Emas juga merupakan alternatif uang kertas dengan daya beli yang abadi dan nilainya cenderung dipatok oleh pasar.
Kagak ada matinya
Pilihan investasi emas saat ini tetap dinilai paling menguntungkan dibandingkan opsi yang lain mengingat sifatnya yang "kebal" inflasi. "Investasi emas ibaratnya kagak ada matinya, alias selalu menguntungkan," kata pengamat ekonomi, A Tony Prasetiantono. Menurutnya, , berinvestasi emas sama sifatnya dengan menginvestasikan dana untuk membeli tanah dan properti di kota-kota tertentu di Indonesia, seperti Bali dan Yogyakarta, yang harganya terus-menerus naik. Emas juga sangat baik untuk diversifikasi investasi setelah memiliki investasi di saham, obligasi, reksadana, ataupun properti. Terlebih di beberapa negara penghasil emas belakangan ini mengalami penurunan produksi secara signifikan sehingga harga emas dipastikan akan selalu naik.
"Namun, investasi emas juga ada beberapa kelemahannya," kata Tony. Menurut dia, calon investor juga harus mempertimbangkan banyak hal untuk mulai menginvestasikan dananya dalam bentuk emas karena relatif tidak praktis atau sulit disimpan, berisiko hilang, dicuri atau dirampok, dan lain-lain. Selain itu, bila penyimpanan kurang baik memungkinkan terjadinya oksidasi dan perubahan warna. Khusus emas berbentuk koin kalau terjatuh sulit untuk di-treatment ulang dan bisa mengurangi harga. Kekurangan lain, return-nya relatif stabil dan kalah menggairahkan bila dibandingkan saham atau properti. Investasi emas juga sangat tidak disarankan untuk jangka pendek karena sifatnya sebagai pelindung nilai (hedging). "Oleh karena itu, emas biasanya menjadi salah satu pilihan portofolio yang favorable," katanya.
Pengamat investasi, Roy Sembel, dalam salah satu tulisannya mengatakan, permintaan emas akan melonjak bila terjadi dua hal, yaitu kondisi negara tidak menentu dan terjadi inflasi. "Jika kedua hal itu terjadi, maka ketertarikan investor terhadap emas akan naik karena emas dinilai paling aman untuk investasi," katanya.
Senada dikatakan pakar investasi Safir Senduk, yang berpendapat bahwa bila terjadi inflasi tinggi, maka harga emas akan naik lebih tinggi daripada inflasi yang terjadi. Statistik menunjukkan, bila inflasi naik 10 persen, maka harga emas akan naik 13 persen. Jika inflasi naik 20 persen, emas akan naik menjadi 30 persen. Namun, bila inflasi 100 persen, maka emas akan melonjak 200 persen. Patut dipertimbangkan pula harga emas akan cenderung konstan bila laju inflasi rendah bahkan ada kecenderungan menurun bila laju inflasi di bawah dua digit.
Diversifikasi emas
Tony Prasetiantono mengatakan, saat ini orang tidak harus menyimpan emas dalam bentuk fisik saat berinvestasi ,tetapi juga bisa menyimpannya dalam bentuk lain yang kini semakin bervariasi. Di antaranya dalam valas, saham, obligasi, dan lain-lain. "Investasi emas saat ini telah mengalami diversifikasi yang lebih luas," katanya. Bentuk emas paling umum adalah batangan menyerupai batu bara berkadar 95 persen atau 99 persen (24 karat). Jenis ini dinilai paling menguntungkan untuk investasi karena kapan pun dan di manapun dijual, harganya mengikuti standar internasional. Bentuk lain adalah koin yang ada baiknya saat membelinya pilih produk dari produsen ternama seperti Maples, Krands, atau Eagles.
Ada juga emas yang berbentuk perhiasan. Bentuk ini sebenarnya kurang menguntungkan untuk investasi karena investor harus menanggung harga pembuatan dan sifatnya subyektif sesuai selera. Koin emas ONH juga merupakan bentuk lain investasi emas. Hanya saja bentuk emas ini sifatnya lokal dan kurang mendapat perhatian dunia. Ada pula yang menawarkan tabungan berbentuk emas untuk keperluan investasi jangka panjang, misalnya Bank Syariah Mandiri dan HSBC Syariah.
Untuk membeli dan menjual emas bisa dilakukan di toko emas atau Perum Pegadaian. Sementara itu, untuk tren dan perkembangan harga emas dunia terkini dapat dilihat di situs Kitco, Gold Price, atau UBC Gold.
Sangat disarankan, investor membeli emas di PT Antam unit Pengelolaan dan Pemurnian Logam, Jalan Pemuda, Pulogadung, Jakarta Timur. Dan lebih disarankan lagi untuk selalu meneliti sertifikat berupa kertas kecil berhologram dan kuitansinya. Setelah itu cocokkan dengan fisik emas yang dibeli. Umumnya tercantum kode 9999 atau 24 karat, nomor seri, dan berat logam dengan cetakan tenggelam dan logo pembuatnya. Penyimpanan emas bila jumlahnya tidak banyak cukup ditempatkan di rumah. Namun, bila jumlahnya banyak dan untuk pertimbangan keamanan, investor dapat menyewa safe deposit box yang ada di setiap bank.
Di balik kemilau investasi emas yang menggiurkan, ada sebagian yang justru berpendapat bahwa emas bukan instrumen yang tepat untuk investasi. Emas cenderung merupakan alat spekulasi karena tidak menghasilkan revenue stream. Nilai emas hanya semata-mata tergantung pada persepsi yang mudah sekali berubah. Di luar itu emas adalah logam yang nyaris tidak berfaedah secara langsung.

Sumber : Antara

Selasa, 22 Juli 2008

Analisa harga Emas

Dampak Ketegangan AS-Irak dan Analisis Investasi Emas

Andam Dewi



SEIRING dengan belum putusnya ketegangan antara Amerika Serikat (AS) dan Irak, harga emas belakangan ini berfluktuasi secara tajam. Ini terjadi karena banyak investor mengalihkan sebagian alokasi investasinya ke dalam jenis investasi emas yang dianggap aman.

AWAL Februari lalu, ketika tekanan AS memanas terhadap Dewan Keamanan (DK) PBB mengambil tindakan tegas terhadap Irak, harga emas naik mencapai titik tertinggi selama tujuh tahun terakhir (dari Agustus 1996), yaitu level 380-390.80 dollar AS per troy ounce (1 troy ounce = 31,1035 gr). Ketika ajakan AS tidak mendapat sambutan dari sebagian besar anggota DK PBB, harga emas kembali melemah ke level 346-370 dollar AS per troy ounce.

Di negara lain yang masyarakatnya sudah maju, kondisi ini membuat bergairah semua jenis investasi emas, termasuk transaksi derivatifnya. Contohnya, transaksi kontrak berjangka emas di Tokyo Commodity Exchange. Ketika berita tekanan AS terhadap DK PBB untuk mengambil sikap terhadap Irak, volume transaksi naik.

Tidak demikian halnya di Indonesia. Sampai kini, transaksi kontrak berjangka emas di Bursa Berjangka Jakarta (BBJ) masih belum dimanfaatkan, baik sebagai sarana lindung nilai (hedging) terhadap fluktuasi harga emas maupun sebagai sarana untuk meraih keuntungan. Ketika harga emas mencapai titik tertinggi pada awal Februari lalu, perdagangan fisik emas mengalami penurunan karena lebih banyak masyarakat yang menjual ketimbang membeli.

Hal ini tentu mengurangi keuntungan yang biasanya didapat para pedagang emas. Jika pedagang emas mengerti bagaimana memanfaatkan transaksi kontrak berjangka emas di BBJ, pedagang akan tetap mendapat kesempatan meraih untung saat perdagangan fisik emas sepi.

Prinsipnya tidak sulit, tetap memegang pakem investasi: beli saat harga rendah dan jual saat harga tinggi (buy low sell high atau sell high buy low). Dengan memanfaatkan pasar berjangka dan pasar fisik emas, pedagang emas bisa memperoleh keuntungan dengan cara: jika harga kontrak berjangka emas lebih murah, beli kontrak berjangka emas dan jual pada pasar fisiknya atau sebaliknya.

Kesempatan memperoleh keuntungan juga tidak tertutup bagi investor yang tidak mempunyai fisik emas. Bermodalkan sekitar 10 persen dari nilai total investasi, investor dapat memperoleh keuntungan melalui posisi beli jika harga emas cenderung naik atau posisi jual jika harga emas cenderung turun.

Perlu diingat, jika cuma ingin mengambil untung dari selisih harga beli dan harga jual, investor harus melikuidasi posisi sebelum kontraknya jatuh tempo. Dengan begitu, investor tidak perlu berhubungan dengan urusan penyerahan fisik emas.

Kontrak Berjangka Emas merupakan salah satu jenis transaksi derivatif. Kontrak Berjangka didefinisikan sebagai perjanjian standar antarpihak yang tidak perlu saling kenal untuk membeli dan menjual produk tertentu pada harga tertentu dengan serah terima produk pada waktu yang diperjanjikan. Seperti transaksi derivatif lainnya yang high risk high return, untuk memperoleh profit yang optimal dan meminimalkan risiko kerugian, sebelum berinvestasi perlu dipahami dan dianalisis pergerakan harga transaksi dasarnya (underlying transaction).

Dalam hal berinvestasi kontrak berjangka emas, yang harus dianalisis secara mendalam adalah pergerakan harga emas di pasar fisik. Harga kontrak berjangka emas sangat ditentukan harga di pasar fisiknya. Harus dipahami, baik pergerakan harga emas dunia yang umumnya mengacu ke pasar fisik emas di London maupun pergerakan harga emas di Indonesia. Dengan memahami pergerakan harga emas di pasar fisiknya, dapat ditentukan harga emas di kemudian hari dengan menghitung ongkos suku bunga pinjam-meminjam, ongkos simpan, dan transportasi.

Dari data pasar fisik emas dunia di London (Grafik-1) terlihat bahwa harga emas setelah krisis moneter tahun 1997/1998 terus mengalami penurunan. Puncak penurunan harga emas terjadi tahun 1999. Harga emas saat itu kian jatuh karena Dana Moneter Internasional (IMF) melego cadangan emasnya untuk untuk membantu negara yang krisis. Saat itu, harga emas di pasar dunia tinggal sekitar 254 dollar AS per troy ounce.

Harga emas mulai bergerak naik secara signifikan sejak tragedi runtuhnya menara kembar World Trade Center (WTC) di New York, AS, pada bulan September 2001. Sepanjang tahun 2001, harga emas rata-rata 271,04 dollar AS per troy ounce. Harga emas terus meningkat pada tahun 2002 pada kisaran rata-rata 309,37 dollar per troy ounce. Penguatan itu terus berlanjut di tahun 2003 karena masih belum terselesaikannya masalah antara AS dan Irak.

Saat ini ada dua hal penting yang sangat mempengaruhi pergerakan harga emas, yaitu :

Perubahan kurs

Melemahnya kurs dollar AS biasanya mendorong kenaikan harga emas dunia. Hal ini karena jatuhnya nilai mata uang dollar membuat harga emas menjadi lebih murah dalam mata uang lain sehingga umumnya mendorong adanya kenaikan permintaan emas, terutama dari sektor industri perhiasan. Di Indonesia (Grafik-2), pada pertengahan tahun 2001, ketika mata uang rupiah mengalami penguatan yang cukup signifikan, harga emas logam mulia (LM) pun menurun. Demikian pula ketika rupiah melemah, harga emas LM pun meningkat. Di awal tahun 2003, perbedaan kurs USD/IDR (dollar AS terhadap rupiah) dengan harga emas LM semakin melebar karena di samping harga emas di pasaran dunia tinggi, nilai dollar AS pun melemah.

Situasi politik dunia

Kenaikan harga emas pada akhir tahun 2002 dan awal tahun 2003 terjadi sebagai dampak dari akan dilakukannya serangan ke Irak oleh sekutu yang dikomando AS. Pelaku pasar beralih investasi dari pasar uang dan pasar saham ke investasi emas sehingga permintaan emas melonjak tajam.

Dibandingkan investasi di pasar saham yang cenderung menurun, saat ini tingkat keuntungan yang didapat sekitar 5 persen per tahun, investasi emas dapat menghasilkan tingkat keuntungan sekitar 15 sampai 20 persen per tahun. Walaupun saat ini harga emas sedang terkoreksi, belum adanya titik terang penyelesaian antara AS dan Irak membuat harga emas berpotensi kembali menguat sampai masalah selesai. Saat ini pengaruh terbesar pergerakan harga emas adalah situasi politik dunia.

Faktor lain yang juga dapat dipertimbangkan sebagai hal yang dapat mempengaruhi pergerakan harga emas, sbb :

Suplai dan permintaan

Salah satu contoh hal yang dapat mempengaruhi suplai dan permintaan (supply and demand) dari emas adalah seperti kejadian pada pertengahan tahun 1980. Pada saat itu, penjualan forward oleh perusahaan pertambangan selalu dipersalahkan atas terjadinya kenaikan pada harga emas. Dalam kerangka bisnis, sebenarnya perilaku perusahaan pertambangan tersebut masuk akal. Dengan melakukan penjualan forward ketika harga emas menguat, mereka dapat mengamankan harga output tambang pada harga yang cukup menarik.

Contoh lainnya, kasus pada pertengahan tahun 1998 di mana harga emas terus merosot. Saat itu, bank-bank sentral di Eropa menyatakan akan mengurangi cadangan emasnya sehubungan rencana pemberlakuan mata uang euro. Harga emas langsung anjlok di sekitar 290 dollar per troy ounce.

Situasi ekonomi

Sekitar 80 persen dari total suplai emas digunakan industri perhiasan. Konsumsi perhiasan merupakan pengaruh yang besar pada sisi permintaan.

Ketika kondisi ekonomi meningkat, kebutuhan akan perhiasan cenderung naik. Namun, dari data statistik terlihat kebutuhan akan perhiasan lebih sensitif terhadap naik turunnya harga emas dibanding kan meningkatnya kondisi ekonomi.

Jatuhnya tingkat kebutuhan perhiasan pada masa resesi di tahun 1982-1983 terutama akibat naiknya harga emas secara simultan. Jatuhnya tingkat kebutuhan perhiasan di masa resesi awal 90-an lebih selaras dengan hal di atas, pada saat itu harga emas menjadi turun.

Situasi ekonomi yang tidak menentu dapat mengakibatkan inflasi tinggi. Emas biasa digunakan sebagai alat lindung nilai terhadap inflasi. Manfaat ini sudah dirasakan investor sejak lama. Dengan emas, investor mendapat perlindungan sempurna terhadap merosotnya daya beli. Ketika tahun 1978-1980 harga emas sedang booming; sementara inflasi di AS naik dari 4 persen menjadi 14 persen, harga emas naik tiga kali lipat.

Akan tetapi, sejak saat itu, emas tidak lagi terlalu efektif secara sempurna digunakan sebagai alat lindung nilai terhadap inflasi. Di Indonesia (Grafik 3), dari data yang didapat, tingkat inflasi tidak mempengaruhi harga emas. Harga emas lebih banyak dipengaruhi kurs rupiah terhadap dollar.

Suku bunga

Ketika tingkat suku bunga naik, ada usaha yang besar untuk tetap menyimpan uang pada deposito ketimbang emas yang tidak menghasilkan bunga (non interest-bearing). Ini akan menimbulkan tekanan pada harga emas. Sebaliknya, ketika suku bunga turun, harga emas akan cenderung naik.

Secara teori, jika suku bunga jangka pendek naik, harga emas turun. Di Indonesia teori ini tidak selalu berjalan.

Pada tahun 1998, karena nilai tukar rupiah merosot tajam terhadap mata uang dollar AS, pemerintah menaikkan tingkat suku bunga secara signifikan. Harapannya, menahan laju kenaikan nilai tukar dollar AS. Akibatnya, walaupun tingkat suku bunga naik, harga emas juga naik.

Dalam Grafik 4 terlihat tingkat suku bunga tidak terlalu berpengaruh pada harga emas di Indonesia. Tetapi, lebih banyak dipengaruhi harga emas dunia sehingga pengaruh nilai tukar dollar AS terhadap rupiah sangat besar.

Kebutuhan emas juga tergantung dari variasi musiman. Penjualan emas di negara industri cenderung menguat saat menjelang perayaan Natal.

Demikian juga pada hari raya Tahun Baru Cina, harga emas cenderung menguat pada awal kuartal. Permintaan biasanya cenderung melemah pada masa Ramadhan di Arab.

Dengan melihat semua aspek pengaruh pergerakan harga emas, terutama masih belum selesainya masalah AS dan Irak, harga emas masih berpotensi menguat kembali walaupun sudah ada koreksi.

Andam Dewi Pemerhati pasar komoditas, bekerja di Bursa Berjangka Jakarta